Selamat Datang di Website Resmi DDPI Prov. Kaltim
“Peran dan Fungsi Ekosistem Lahan Basah Mangrove dan Gambut dalam Pengaturan Tata Air dan Resiliensi Masyarakat Sekitar Terhadap Dampak Perubahan Iklim"
06 November 2023 Berita Mimin
“Peran dan Fungsi Ekosistem Lahan Basah Mangrove dan Gambut dalam Pengaturan Tata Air dan Resiliensi Masyarakat Sekitar Terhadap Dampak Perubahan Iklim"

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Dewan Daerah Perubahan Iklim Kalimantan Timur (DDPI Kaltim) menyelenggarakan Seminar Online bertema “Peran dan Fungsi Ekosistem Lahan Basah Mangrove dan Gambut dalam Pengaturan Tata Air dan Resiliensi Masyarakat Sekitar Terhadap Dampak Perubahan Iklim". Seminar ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, DDPI Kaltim serta beberapa mitra pembangunan di Provinsi Kaltim seperti Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), GIZ Propeat, Planete Urgence, Yayasan Mangrove Lestari, Yayasan Bumi dan Yayasan Bioma.

Seminar ini merupakan bentuk peringatan International Wetland Day yang diperingati setiap tanggal 2 Februari. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pihak terkait peran penting lahan basah dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Seminar yang berlangsung selama kurang lebih 4 jam ini diawali dengan sambutan dari Ketua Harian DDPI Kaltim Prof. Daddy Ruhiyat. Kemudian dilanjutkan dengan keynote speech dari Gubernur Kalimantan Timur yang saat itu diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kaltim E. A. Rafiddin Rizal. Acara inti seminar terbagi ke dalam dua sesi.

Sambutan oleh Prof. Dr. Daddy Ruhiyat (kiri) dan Keynote Speech Gubernur Kalimantan Timur yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kaltim (kanan)

Sesi pertama dimoderatori oleh Niel Makinuddin, MA dengan narasumber terdiri dari Dr. Budi Setiyawan Wardhana (Deputi Perencanaan dan Kerja Sama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove) dan Dzulqurnain Daulay, S.I.P., M.S (Pelaksana Harian Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) – KLHK).

Pemaparan oleh Dr. Budi Setiyawan Wardhana

Pada Sesi Pertama, Dr. Budi Setiyawan Wardhana menyampaikan bahwa menurut data mangrove KLHK 2013-2019, Indonesia memiliki 21% dari total ekosistem mangrove dunia. Di Indonesia sendiri, kondisi mangrove yang tergolong kritis tersebar seluas 637.000 Ha atau sebesar 19,26%. Provinsi Kalimantan Timur menempati posisi ke-7 dari 9 provinsi yang memiliki sebaran mangrove kritis dengan total sebaran mangrove kritis di dalam dan di luar kawasan berhutan sebesar 27.243 Ha. BGRM sendiri memiliki 6 komponen strategi percepatan nasional dalam rangka rehabilitasi dan perlindungan mangrove di Indonesia.

Pemaparan selanjutnya disampaikan oleh Plh. Kepala P3EK-KLHK Dzulqurnain Daulay, S.I.P., M.S. Dzulqarnain menyampaikan bahwa Berkaitan dengan sebaran gambut, P3EK telah melakukan kajian daya dukung dan daya tampung (DDDT) berbasis jasa ekosistem. Selain itu, salah satu Peran Strategis P3EK yaitu Mengembangkan Landscape Governance di Ekoregion Sanga-Sanga (Ekoregion dengan Ekosistem Mangrove).

Sesi kedua dimoderatori oleh Dr. Emi Purwanti dengan narasumber terdiri dari  Arif Data Kusuma (GIZ Propeat), Achmad  Nuriyawan (Yayasan Mangrove Lestari) dan Aang Gunaifi (Yayasan Bumi).

Arif Data Kusuma menyampaikan bahwa Gambut di Mahakam Tengah merupakan gudang simpanan karbon yang sangat penting dan besar karena rata-rata perhektarnya mencapai 10 kali lebih besar dari stok karbon pada hutan tropis yang masih utuh pada tanah mineral. Berbagai tantangan juga ditemui dalam pengelolaan gambut diantaranya pengeringan untuk pertanian dan perkebunan serta bencana kebakaran gambut.  Achmad Nuriyawan perwakilan dari Yayasan Mangrove Lestari selaku pembicara selanjutnya di sesi kedua menyampaikan terdapat 3 Strategi Restorasi Mangrove Berbasis Pemberdayaan di Delta Mahakam yaitu Peningkatan Kapasitas, Penamaman Mangrove & Penerapan Tambak Silvofishery, dan Pengelolaan Kredit Mikro Hijau.

Berfokus di Mahakam Tengah, Aang Gunaifi menyampaikan bahwa secara kebijakan, upaya perlindungan, pengelolaan maupun peluang pemanfaatan gambut sudah ada di Indonesia, namun tersisa tugas penting yaitu proses implementasi dan proses hukumnya agar dapat berjalan. Selain itu, adanya satu kesatuan Landskap Gambut yang penting untuk sumber perikanan masyarakat di 6 Desa di Mahakam Tengah yakni Desa Muhuran, Teluk Muda, Sebelimbingan, Genting Tana, Tuana Tuha dan Muara Siran yang mendorong Program Perhutanan Sosial.

Selama sesi diskusi peserta sangat antusias menanyakan pertanyaan kepada 5 narasumber yang hadir. Peserta yang hadir dalam seminar online ini mencapai 140 orang yang terdiri dari pemerintah provinsi, pemerintah daerah, akademisi, mitra pembangunan, mahasiswa dan lainnya.

 

ARTIKEL LAINNYA
DDPI Kaltim Menggelar Pelatihan MRV REDD+
06 November 2023 Jam 03:15
Strategi Adaptasi Masyarakat Kalimantan Timur Menghadapi Bencana Perubahan Iklim
06 November 2023 Jam 03:15
Konsultasi Kegiatan Penurunan Emisi di Kaltim untuk FCPF Program Carbon Fund
06 November 2023 Jam 03:15
Penguatan Sistem Pendukung Pelaksanaan FCPF-CARBON FUND di Kalimantan Timur
06 November 2023 Jam 03:15
Pertemuan Governors Climate and Forests Task Force
06 November 2023 Jam 03:15
Workshop Perkebunan Berkelanjutan
06 November 2023 Jam 03:15