Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada bulan Oktober 2015 telah memilih Propinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi percontohan untuk Dana Karbon FCPF. Ini adalah program pembayaran berbasis kinerja untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+). Dokumen untuk Program Pengurangan Emisi (Emission Reduction / ER) sedang dalam tahap akhir penysunan dan pendorong deforestasi serta degradasi telah diidentifikasi, antara lain, sektor perkebunan. Sektor ini akan dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi di Kalimantan Timur sebesar 40% jika dikelola dengan baik. Disadari bahwa banyak pelaku di sektor perkebunan di Provinsi Kalimantan Timur belum menyadari peran penting mereka dalam program penurunan emisi. Mereka mungkin belum tahu harus berbuat apa agar target penurunan emisi di sektor ini bisa tercapai. Untuk membuat sektor perkebunan terlibat aktif dalam program penurunan emisi, ada kebutuhan mendesak untuk mengadakan workshop bagi para pemangku kepentingan di sektor perkebunan di tingkat kabupaten agar mereka dapat memahami REDD+, bagaimana pengurangan emisi dihitung di sektor ini, mengidentifikasi kemungkinan program dalam sektor ini, dan mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam pelaksanaan program pengurangan emisi di sektor perkebunan. Diharapkan para pemangku kepentingan memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan dan melaksanakan program yang tepat untuk kegiatan perkebunan rendah emisi. Terkait dengan hal tersebut maka pada tanggal 20 Desember 2017 bertempat di Hotel Midtown Samarinda diselenggarakan Workshop Perkebunan Berkelanjutan yang dihadiri sekitar 50 orang peserta yang terdiri dari DDPI, Dinas Perkebunan Pemprov Kaltim, Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota se Kalimantan Timur, Akademisi dan Mitra Pembangunan lainnya. Sasaran yang ingin dicapai dari workshop ini adalah: